Selasa, 05 Maret 2013

NASKAH DRAMA :))

Diposting oleh Dhila di 17.39

INI CONTOH NASKAH DRAMA :) BUAT KALIAN  YANG PUNYA TUGAS BUAT NASKAH DRAMA , PERHATIKAN NASKAH INI ! :)


(Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ibunya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.)
Pengacara Muda : "Aku datang tidak sebagai putrimu," (kata pengacara muda   itu), "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."
(Pengacara tua itu, tidak terkejut. Ia menatap putrinya dari kursi kerjanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.)
Pengacara Tua    : "Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"

Pengacara muda : "ibunda bertanya kepadaku?" (Pengacara muda     tertegun.)
Pengacara Tua    : "Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu   sebagai ujung tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini." Pengacara Muda : "Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku." Dengan tersenyum)
Pengacara Tua    : "Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."
Pengacara Muda : "Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."
Pengacara Tua    : "Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
Pengacara Muda : "Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!" (Pengacara tua itu tertawa.)
Pengacara Tua    :"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya.
Pengacara Muda : sebenarnya aku datang kemari ada yang ingin aku bicarakan.’’
Pengacara Tua    : "Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."
Pengacara Muda : "Terima kasih. Begini.Blum lama ini Negara membutuhkan aku untuk membela seorang penjahat yang tak pantas untuk dibela,Dan mereka akan  memberikan aku beberapa fasilitas yang aku inginkan , mereka datang dengan gembira kepadaku.
Pengacara Tua    : “lalu kamu terima?’’
Pengacara Muda :’’Bagaimana anda tahu ?’’
Pengacara Tua    : “Sebab aku kenal dan tahu persis siapa kamu!’’
Pengacara Muda          : ( menarik napas panjang.)
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela.
Pengacara Tua    : “Aku tidak yakin kau menerima tawaran itu hanya menunjukkan bahwa kau adalah seorang yang professional.Apakah tak ada maksud lain ?
Pengacara Muda : “Tidak”
Pengacara Tua    : “Apakah kau takut?”
Pengacara Muda : “Tidak!”
Pengacara Tua    : "Bukan juga karena uang?!"
Pengacara Muda :“Bukan!” aku sama sekali tidak mengharapkan apapun …(dan orang tua itu pun memotong pembicaraan anak muda tersebut)
Pengacara Tua    :”Cukup!Jangan kau ulangi lagi perkataanmu! "Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.
Pengacara Muda :(Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.)”TAPI?”
Pengacara Tua    :"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putriku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."
Pengacara Muda :(Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ibunya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan)
Pengacara Tua    :"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
Pengacara Muda :”Tapi?”
Pengacara Tua    :”jangan membantah!pulanglah!!!”



                     

0 komentar:

Posting Komentar

 

Dhila Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos